Ciri-ciri Dan Prisip Sistem Ekonomi Kapitalis



Tugas Individu

CIRI-CIRI DAN PRINSIP SISTEM EKONOMI KAPITALIS

Dipresentasikan Dalam Mata Kuliah Perbandingan Sistem Ekonomi
Dosen Pengampu : Anas Malik,S.E.I., M.E.S






Disusun Oleh:
ADI RIDUAN (1551010005)
Adiriduan.blogspot.com



JURUSAN EKONOMI ISLAM / E / IV
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
2016/2017



 KATA PENGANTAR

       Puji syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayahnya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Sistem Ekonomi Kapitalis” dengan baik meskipun banyak kekurangan didalam nya.
       Dan saya sangat berterima kasih kepada Bapak Anas Malik selaku Dosen mata kuliah “PERBANDINGAN SISTEM EKONOMI” UIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
       Saya sangat berharap makalah ini sangat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai tentang elemen-elemen sistem ekonomi.
       Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
       Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya,
Sekiranya makalah yang sudah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya.
       Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.


 Bandar Lampung,    Mei 2017
                                                                                          

Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.................................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah ..............................................................................................  2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Sejarah Sistem Ekonomi Kapitalis...................................................................... 3
B.     Pengertian Sistem Ekonomi Kapitalis................................................................. 4
C.     Tokoh-Tokoh Ekonomi Kapitalis........................................................................ 8
D.    Ciri-Ciri Ekonomi Kapitalis................................................................................ 13
E.     Prinsip-Prinsip Ekonomi Kapitalis...................................................................... 14
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setiap negara memiliki sistem perekonomian yang berbeda-beda. Sistem yang dianut sebuah negara biasanya sesuai dengan paham ideologi negara tersebut. Negara yang berideologi komunisme biasanya akan menerapkan sistem sosialis. Dan jika negara tersebut menganut paham kapitalisme maka cenderung menganut sistem ekonomi kapittalis. Ada juga negara yang menggabungkan kedua sistem di atas atau yang biasa disebut sistem campuran. Tetapi, ada sistem yang berdasarkan syariah Islam yaitu sistem ekonomi Islam. Yang menganut sistem ini adalah negara-negara Islam yang ada di dunia.
Sistem-sistem ekonomi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Sistem ekonomi kapitalis misalnya, sangat mengedepankan kebebasan setiap individu tanpa ada campur tangan negara. Setiap orang diperbolehkan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Sedangkan sistem ekonomi sosialis merupakan kebalikan sistem ekonomi kapitalis. Setiap individu tidak memiliki hak atas kekayaan. Semua dikuasai oleh negara untuk kesejahteraan bersama. Di sisi lain, sistem ekonomi campuran mencoba menggabungkan kelebihan dari kedua sistem di atas. Sistem ekonomi campuran mengakui kebebasan individu tetapi tetap ada kontrol dari negara.
Ada satu sistem yang lebih mengedepankan kepentingan pribadi dan kepentingan umum selama tidak bertentangan dengan aturan syariat Islam. Sistem ini disebut juga dengan sistem ekonomi Islam. Sistem ekonomi Islam memiliki sisi yang hampir sama dengan sistem lain tetapi di sisi lain sangat berbeda dengan sistem yang ada.


B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah kapitalis?
2.      Apa pengertian sistem ekonomi?
3.      Siapa saja tokoh-tokoh ekonomi kapitalis?
4.      Apa saja ciri-ciri sistem ekonomi  kapitalis?
5.      Apa saja prinsip-prinsip ekonomi kapitalis?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah Sistem Ekonomi Kapitalis
Paham Kapitalisme berasal dari Inggris abad 18, kemudian menyebar ke Eropa Barat dan Amerika Utara. Sebagai akibat dari perlawanan terhadap ajaran gereja, tumbuh aliran pemikiran liberalisme di negara Eropa Barat. Aliran ini kemudian merambah ke segala bidang termasuk bidang ekonomi. Dasar filosofis pemikiran ekonomi kapitalis bersumber dari tulisan Adam Smith dalam bukunya “An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations” yang ditulis pada tahun 1776. Isi buku tersebut sarat dengan pemikiran tingkah laku ekonomi masyarakat, yang kemudian menjadi sistem ekonomi, dan mengakar menjadi ideologi yang mencerminkan gaya hidup (way of life).
Milton H. Spencer (1977), dalam bukunya Contemporary Economics, sebagaimana di kutip oleh Veithzal Rivai: “Kapitalisme merupakan sebuah sistem organisasi ekonomi yang dicirikan oleh hak milik privat (individu) atas alat-alat produksi dan distribusi (tanah, pabrik-pabrik, jalan-jalan kereta api, dan sebagainya) dan pemanfaatannya untuk mencapai laba dalam kondisi yang sangat kompetitif.” Hak milik swasta merupakan elemen paling utama dari kapitalisme. Pemberian hak pemilikan atas harta kekayaan memenuhi tiga macam fungsi ekonomi penting. Para individu memperoleh perangsang agar harta mereka dapat dimanfaatkan seproduktif mungkin. Hal ini sangat mempengaruhi distribusi kekayaan serta pendapatan, karena setiap individu diperkenankan untuk menghimpun harta dan memberikannya kepada para ahli waris secara mutlak apabila mereka meninggal dunia. Ia memungkinkan laju pertukaran yang tinggi, karena mereka memiliki hak pemilikan atas barang sebelum hak tersebut dapat dialihkan kepada pihak lain.[1]
Dengan demikian kapitalisme sangat erat hubungannya dengan pengejaran kepentingan individu. Bagi Smith bila setiap individu diperbolehkan mengejar kepentingannya sendiri tanpa ad anya campur tangan pihak pemerintah, maka ia seakan-akan dibimbing oleh tangan yang tak nampak (the invisible hand), untuk mencapai yang terbaik pada masyarakat. Kebebasan ekonomi tersebut juga diilhami oleh pendapat Legendre yang ditanya oleh Menteri keuangan Perancis pada masa pemerintahan Louis XIV pada akhir abad ke 17, yakni Jean Bapiste Colbert. Bagaimana kiranya pemerintah dapat membantu dunia usaha?, Legendre menjawab: “Laissez nous faire” (jangan mengganggu kita, kata ini dikenal kemudian sebagai laissez faire. Dewasa ini prinsip laissez faire diartikan sebagai tiadanya intervensi pemerintah sehingga timbulah: individualisme ekonomi dan kebebasan ekonomi.[2]

B.     Pengertian Sistem Ekonomi Kapitalis
Menurut Dumairy, Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sebuah sistem ekonomi terdiri atas unsur-unsur manusia dengan subjek; barang-barang ekonomi sebagai objek; serta alat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan ekonomi.
Menurut Fahrudin Sukarno dalam buku Etika Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam, kapitalisme adalah sistem sosial yang mendasarkan diri padakepemilikan kekayaan pribadi.[3]
Menurut Niam Sovie dalam buku Sistem Ekonomi Indonesia, kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang memberikan kebebasan kepada setiap individu untuk melakukan tindakan ekonomi tanpa adanya campur tangan pemerintah.[4]
Menurut Ismail Nawawi dalam buku Filsafat Ekonomi Islam, sistem ekonomi kapitalis pada hakikatnya merupakan segala aturan kehidupan masyarakat, termasuk di bidang ekonomi, tidaklah diambil dari agama tetapi sepenuhnya diserahkan kepada manusia, apa yang dipandang memberikan manfaat.[5]
Jadi dapat disimpulkan sistem ekonomi kapitalis adalah suatu sistem ekonomi di mana seluruh kegiatan ekonomi mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar serta memberikan kebebasan yang besar bagi pelaku-pelaku ekonomi untuk melakukan kegiatan yang terbaik bagi kepentingan individual atau sumber daya-sumber daya ekonomi atau faktor produksi. Sistem ini sesuai dengan ajaran dari Adam Smith, dalam bukunya An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations. Model sistem ekonomi ini merujuk pada perekonomian pasar persaingan sempurna. Model ini seluruhnya khayal.[6]
Dalam perkembangannya sistem ekonomi kapitalis telah terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1.      Sistem kapitalisme murni. Dalam sistem ini, perekonomian tidak dikontrol oleh pemerintah. Para anggota masyarakat bebas memilih pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan ini ditentukan oleh tenaga kerja. Mereka akan bebas membelanjakan pendapatannya atau menabungnya. Tidak adanya kontrol dari pemerintah (central plan), produksi tergantung kepada pihak swasta. Sehingga dengan demikian terdapat 2 macam bentuk perekonomian. \
Pertama, para anggota masyarakat akan menerima pendapatan dengan menjual jasa-jasa dari yang dimiliki. Kedua, perusahaan mengkombinasikan jasa-jasa dari faktor produksi yang mereka beli dari pemilik. Dalam sistem ekonomi seperti ini kita akan mendapat gambaran, bahwa tingkat kebebasan dari anggota masyarakat sangat tinggi. Kebebasan mengkonsumsi dan memilih pekerjaan. Dalam sistem ekonomi ini, masalah ekonomi sosial akan dipecahkan melalui kompetisi.
2.      Sistem kapitalisme modern atau neo kapitalisme. Dalam sistem ini benda-benda konsumsi diproduksi berdasarkan keinginan pasar/para konsumen. Mereka berpendapat persaingan selamanya harus dipertahankan melalui mekanisme pasar. Dalam sistem seperti ini, kedaulatan dan kebebasan para anggota masyarakat dipertahankan sedemikian rupa. Sehingga kedaulatan sering diartikan dan identik dengam keinginan dari para anggota mesyarakat secara perorangan.
Menurut Adam smith, ada tiga prinsip berkaitan dengan kebebasan sebagai berikut:
1.      Freedom, yaitu hak untuk produksi dan menjual produknya menggunakan tenaga kerja, dan akumulasi kapital. Kebebasan ekonomi bermakna tidak adanya tekanan dari pihak tertentu terhadap inisiatif individu untukmenjalankan kegiatan ekonomi. Negara adalah institusi sosial yang akan melindungi kebebasan itu.
2.      Self Interest, yaitu hak individu untuk berusaha sendiri dan membantu kepentingan orang lain. Setiap manusia memiliki hak untuk memenuhi kepentingan pribadinya. Motivasi dasar ini menjadi kerangka kegiatan produksi. Dalam interaksi sosial, motivasi ini melahirkan harmoni dimana masing-masing kepentingan mencapai titik temu (com-mon platform) karena manusia saling membutuhkan barang atau jasa. Dengan demikian, dalam memenuhi kepentingan diri mengandung arti membantu orang lain.
3.      Competition, yaitu hak untuk bersaing dalam produksi dan perdagangan. Persaingan menjadi kata kunci untuk menjaga kebebasan individu. Setiapindividu memiliki hak untuk mengaktualisasi dan mengakumulasi modalnya. Interaksi ini melahirkan persaingan sempurna dan mekanisme pasar menjadi koridornya. Kombinasi motif mencari untung dan kebebasan berkompetisi akan menyusun sistem harga dan hukum dalam perekonomian.[7]
Menurut Hafidz Abdur Rahman dalam buku Muqaddimah Sistem Ekonomi Islam, prinsip-prinsip pembahasan tentang sistem ekonomi kapitalis adalah terkait pada kebutuhan-kebutuhan ekonomi (needs) manusia beserta alat-alat pemuasnya (good), dalam kata lain konsep ekonomi kapitalis hanya membahas pada aspek materi (kebendaan) dari kehidupan manusia. Maka tidak salah jika didefinisikan, bahwa sistem kapitalis ini adalah sistem sekuler, yang mengkaji alat pemuas kebutuhan manusia dari aspek materi murni, yang dalam seluruh kajianya berpedoman pada kaidah pemisahan agama dari kehidupan secara final.[8]
Pilar sistem ekonomi kapitalis jika diamati dan diteliti dengan seksama akan tampak jelas bahwa sistem ekonomi kapitalis ini dibangun berdasarkan 3 pilar utama, yaitu:
1.      Problem kelangkaan relative (an-Nadrah an-Nisbiyah) atau scarcity problem, yang terjadi pada barang dan jasa (good and service) yang terkait dengan kebutuhan-kebutuhan manusia, dengan kata lain barang-barang dan jasa yang ada tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia yang bermunculan dan beranekaragam. Menurut kaum kapitalis, inilah problem ekonomi yang dihadapi masyarakat.
2.      Nilai (value) suatu barang yang diproduksi. Inilah yang menjadi dasar penelitian ekonomi, bahkan yang paling banyak dikaji dalam sistemekonomi kapitalis ini.
3.      Harga (price) serta fungsinya yang dimainkan dalam produksi, konsumsi, dan distribusi. Bagi kaum kapitalisme, harga adalah alat pengendali dalam system ekonomi kapitalis.[9]
Dalam sistem ekonomi kapitalis mempunyai beberapa kecenderungan sebagai berikut:
1.      Kebebasan memiliki harta secara perorangan
2.      Kebebasan ekonomi dan persaingan bebas
3.      Ketimpangan ekonomi[10]


C.    Tokoh-tokoh Sistem Ekonomi Kapitalis
1.      Adam Smith (1723-1790)
John adam smith lahir di Kirkcaldy, Skotlandia, 5 Juni 1723-meninggal di Edinburgh, Skotlandia, 17 Juli 1790 pada umur 67 tahun. John adam smith adalah seorang filsuf berkebangsaan Skotlandia yang menjadi pelopor ilmu ekonomi modern dikenal juga dengan sebutan bapak ekonomi versi barat.
a.       Karya-karyanya:
a)      The theory of moral sentiments (1759)
b)      An inquary into nature and causes of the wealth of nations (1776)
c)      essays on philosopical subject (diterbitkan setelah 1795)
d)     Lectures on jurisprudence
Karyanya yang terkenal luas ialah “the wealth of nation”. The Wealth of Nations menjadi berpengaruh karena telah dengan keras membuat bidang ekonomi dan perkembangannya kedalam disiplin yang sistematis dan berdiri sendiri. Dalam dunia barat, masih dibincangkan kalau ini merupakan buku paling berpengaruh dalam subyek tersebut yang pernah diterbitkan. Ketika buku tersebut menjadi manifestasi klasik melawan merkantilisme (teori dimana cadangan besar dari logam mulia merupakan keharusan bagi suksesi ekonomis), muncul pada tahun 1776, ada kesadaran kuat untuk perdagangan bebas baik di Inggris maupun Amerika. Perasaan baru ini telah dilahirkan dari kesusahan keadaan ekonomi dan kemiskinan yang diakibatkan oleh Perang kemerdekaan Amerika. Bagaimanapun, pada saat publikasinya, tidak semua orang lantas yakin pada kelebihan perdagangan bebas: publik dan parlemen di Inggris masih memakai sistem merkantilisme untuk beberapa tahun kedepannya.
b.      Teori-teori adam smith
1)      Teori keunggulan mutlak (theory of absolute advantage), merupakan teori yang dikemukakan oleh Adam Smith. Menurutnya, suatu Negara dapat disebut memiliki keunggulan mutlak dari negara lain jika negara tersebut memproduksi barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi oleh negara lain.
2)      Teori klasik (absolute advantage). Menurut teori klasik Adam Smith, suatu negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional (gain from trade) dan meningkatkan kemakmurannya.
3)      Teori invisible hand. Smith juga memiliki tiga karakteristik dimana karakter-karakter itu yang nantinya akan memobilitasi laju ekonomi pasar. Diantaranya adalah, kepentingan, kebebasan diri, dan kompetisi. Tiga pilar penting ini akan menciptakan suatu sistem unik, dimana laju ekonomi dengan sendirinya tertata, Adam Smith menyebutnya dengan ”invisible hand”.[11]

2.      Thomas Robert Malthus (1766-1834)
Robert Malthus menimba pendidikan di St. John’s College, Cambridge, Inggris dan kemudian melanjutkan ke East India College.
a.       Karya-karyanya:
1)      Principles of Political Economy. (1820)
2)      Definitions of Political Economy. (1827)
3)      Essay on the Principles Population as it Affects the Future Improvement of Society. (1798)
4)      An Inquiry into the Nature and Progress of Rent. (1815)
Di antara buku-buku yang disebutkan di atas, buku Essay on the Principles Population as it Affects the Future Improvement of Society adalah yang dikenal luas. Dari buku itu akan terlihat bahwa Robert Malthustermasuk seorang pengikut Adam Smith, namun tidak semua pemikirannya sejalan dengan pemikiran Smith. Di satu pihak Smith optimis bahwa kesejahteraan umat manusia akan selalu meningkat sebagai dampak positif dari pembagian kerja dan spesialisasi. Sebaliknya Robert Malthus justru pesimis tentang masa depan umat manusia terutama dalam masalah ekonomi dan masyarakat.
Robert Malthus penemu teori kependudukan yg populer bahwa jumlah penduduk berkembang menurut deret ukur sedangkan produksi pertanian berkembang menurut deret hitung. Ia mengemukakan bahwa satu-satunya cara untuk menghindari dari malapetaka tersebut adalah dengan melakukan kontrol atau pengawasan atas pertumbuhan penduduk, atau Keluarga Bencana (KB) menurut istilah sekarang.

3.      David Ricardo (1772-1823)
David Ricardo tidak memiliki latar belakang pendidikan ekonomi yang cukup. Tetapi pekerjaannya dalam bidang pasar modal yang sudah digelutinya sejak berusia 14 tahun membuatnya paham tentang dunia ekonomi.
a.       Karya-karyanya:
1)      The High Price of Bullion. (1810)
2)      A Proof of the Deppreciation of the Bank Notes. (1811)
3)      Essay on the Influence of the Low Price of Corn on the Profit of Stock. (1815) pada tahun 1817 judulnya diubah menjadi The Principles of Political Economy and Taxation.
Buku The Principles of Political Economy and Taxation mendominasi teori-teori ekonomi klasik tidak kurang setengah abad lamanya. David Ricardo sependapat dengan Smith bahwa bekerja memegang peran penting dalam perekonomian. Ide yang berasal dari Smith ini kemudian dikembangkan menjadi teori harga-harga relatif (theory of relative prices) berdasarkan biaya produksi, di mana biaya bekerja menjadi unsur utama, disamping biaya-biaya kapital. Kapital mendapat perhatian yang cukup besar dalam analisis Ricardo, sebab kapital tidak hanya mampu meningkatkan produktivitas bekerja, tetapi juga berperan dalam mempercepat proses produksi sehingga hasil produksi dapat dengan cepat dinikmati atau dikonsumsi. Kalau ada perbedaan antara Smith dan Ricardo, hanya dalam penekanan: Smith lebih menekankan masalah kemakmuran bangsa dan pertumbuhan, sedangkan Ricardo lebih memperhatikan masalah pemerataan pendapatan di antara berbagai golongan dalam masyarakat.
Teorinya David Ricardo yang terkenal ialah Hukum Pengurangan Penghasilan. Kata orang ia berorientasi falsafi yang bercampur dengan dorongan moral. Hal ini didasarkan kepada ucapannya “Segala perbuatan dipandang menghilangkan moral jika bukan keluar dari perasaan cinta kepada orang lain.”

4.      Jean Baptiste Say (1767-1832)
Jean Baptiste Say lahir di Lynous, Franch 5 januari 1767 meninggal pada 15 november 1832 di Paris.
a.       Karya-karyanya: Traite d’Economie Politigue. (1903)
Kontribusi Say yang paling besar terhadap aliran klasik ialah pandangannya yang mengatakan bahwa setiap penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri. Pendapat Say di atas disebut Hukum Say. Hukum Say didasarkan pada asumsi bahwa nilai produksi selalu sama dengan pendapatan. Tiap ada produksi, akan ada pendapatan, yang besarnya persis sama dengan nilai produksi tadi. Dengan demikian dalam keadaan keseimbangan produksi cenderung menciptakan permintaannya sendiri akan produksi barang yang bersangkutan.
Teori Say adalah teori produktivitas. Menurut Say, modal pinjaman dapat digunakan untuk usaha yang produktif. Dengan tambahan modal, perusahaan dapat meningkatkan kapasitas produksinya. Kelebihan atas investasi modal tersebut diberikan kepada pemilik modal dalam bentuk bunga modal.[12]

5.      John Stuart Mill (1806-1873)
John Stuart Mill adalah anak dari James Mill yang merupakan seorang pakar ekonomi. Oleh bapaknya ia dididik dengan disiplin sangat tinggi. Pada umur 12 tahun ia sudah mampu menulis tentang sejarah. Pada usia 13 tahun ia bahkan sudah bisa mengoreksi buku Element of Political Economy yang ditulis ayahnya. Pada usia 16 tahun ia sudah mengorganisir sebuah perkumpulan yang disebut utilitarian society.

a.       Karya-karyanya:
1)      A System of Logic. (1843)
2)      On the Liberty. (1859)
3)      Essay on Some Unsettled Questions of political Economy. (1844)
4)      Principles of Political Economy With Some of Their Applications to Social Philosophy. (1844)
5)      Principles of Political  Economy. (1848)
Buku Principles of Political  Economy dapat dikatakan sebagai versi modern dari The Wealth of Nations Adam Smith, sebab buku Mill inilah yang kemudian jadi pegangan utama mahasiswa yang ingin belajar ekonomi hingga akhir abad-19. Buku tersebut dianggap sebagai apogee dari mazhab klasik, mulai dari pandangan Smith, Malthus, Ricardo dan Say. Buku tersebut Mill mengatakan tidak ada teori yang orisinil dari pemikirannya sendiri. Tetapi nampaknya ia terlalu merendah. Sebab konsep return to scale adalah orisinil dari Mill.
Dalam buku Principles of Political  Economy pandangan-pandangan klasik disempurnakan dan diberi sentuhan yang lebih manusiawi. Di tangan Mill, individualisme tidak lagi tampil kasar dan kaku. Sebagai sesama kaum klasik. Mill menentang pihak-pihak yang menuduh paham laissez faire sebagai “ilmu yang menyedihkan dan muram” (dismal science) dan menuduh teori upah Ricardo sebagai “teori upah besi”. Mill juga dipandang sebagai penghubung aliran individualisme dengan aliran sosialisme.

D.    Ciri-ciri Sistem Ekonomi Kapitalis
Ciri-ciri ekonomi kapitalis dapat dikemukakan sebagai berikut dibawah ini:[13]
1.      Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi dimana pemilikan alat-alat produksi ditangan individu dan individu bebas memilih pekerjaan/usaha yang dipandang baik bagi dirinya.
2.      Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar dimana pasar berfungsi memberikan “signal” kepada produsen dan konsumen dalam bentuk harga-harga.
3.      Camput tangan pemerintah diusahakan sekecil mungkin.
4.      Motif yang menggerakkan perekonomian mencari laba.
5.      Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar kepentingan sendiri.
Adapun ciri-ciri lain sistem ekonomi kapitalis sebagai berikut.
1.      Semua alat dan sumber produksi berada di tangan perseorangan, masyarakat, atau perusahaan. Dengan demikian, masing-masing orang bebas mengalokasikan sumber daya yang dimiliki sesuai bakat, keahlian, dan keinginannya (free property).
2.      Adanya pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu kelas pekerja (buruh) dan pemilik modal. Kaum pekerja pada umumnya tergantung pada keberadaan pemilik modal. Para pemilik modal inilah yang mendirikan usaha dan menggerakkan perekonomian dalam sistem pasar bebas.
3.      Adanya persaingan antarpengusaha untuk memperoleh laba sebesar-besarnya (profit motive). Bagi para pengusaha, laba merupakan sumber pengumpulan (akumulasi) modal. Laba yang tinggi berarti membuka kesempatan untuk memperluas usaha.
4.      Pemerintah tidak melakukan campur tangan dalam pasar, sehingga penentuan harga terjadi karena mekanisme pasar, yaitu hubungan antara permintaan (demand) dan penawaran (supply). Campur tangan negara dibatasi pada hal-hal yang tidak dapat diusahakan swasta namun menjadi syarat terselenggaranya pasar bebas, misalnya keamanan negara.

E.     Prinsip-Prinsip Ekonomi Kapitalis
Prinsip-prinsip dasar dari sistem ekonomi kapitalis adalah:[14]
1.      Kebebasan memiliki harta secara perseorangan
Setiap negara mengetahui hak kebebasan individu untuk memiliki harta perseorangan, setiap individu dapat memiliki, membeli dan menjual hartanya menurut apa yang dikehendaki.
2.      Kebebasan ekonomi dan persaingan bebas
Setiap individu berhak mendirikan, mengorganisasi dan mengelola perusahaan yang di inginkan. Individu juga berhak terjun dalam semua bidang perniagaan dan memperoleh sebanyak-banyaknya keuntungan. negara tidak boleh ikut campur tangan dalam semua kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk mencari keuntungan, selagi aktivitas yang dilakukan itu sah dan menurut peraturan undang-undang.
3.      Ketimpangan ekonomi
Dalam sistem ekonome kapitalis, modal merupakan sumber produksi dan sumber kebebasan. Individu-individu memiliki modal lebih besar akan menikmati hak kebebasan yang lebih baik untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Ketidaksamaan kesempatan mewujudkan jurang perbedaan diantara golongan orang kaya bertambah kaya dan yang miskin bertmbah miskin.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sistem ekonomi kapitalis adalah suatu sistem ekonomi dimana seluruh kegiatan ekonomi mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar. Sistem ekonomi kapitalis atau sistem ekonomi pasar ini mempunyai ciri-ciri, kelebihan dan kekurangan. Tahap dalam sistem ekonomi kapitalis yang pertama adalah kapitalisme awal yang berlangsung sekitar abad ke-XVII sampai menjelang abad ke-XX dimana individu/swasta mempunyai kebebasan penguasaan sumber daya maupun pengusaan ekonomi dengan tanpa adanya campur tangan pemerintah berbeda pada tahap kapitalisme modern yang diterimanya peran pemerintah dalam pengelolaan perekonomian. Negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis adalah Amerika Serikat dan Inggris. Amerika Serikat tidak secara murni menganut sistem kapitalisme, karena pemerintah mengambil peran dalam mengatur dan mendorong perekonomian. Inggris menjadi negara kapitalis yang berkembang menjadi negara imperialis.



DAFTAR PUSTAKA

Deliarnov. 1997.  Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Rahman, Afzalur. 1995. Economic Doctrine of Islam, Alih Bahasa, Soeroyo dan Nastangin, Doktrin Ekonomi Islam, jilid I, (Yogyakarta: Pt. Dana Bakti Wakaf, 1995
Rahman, Hafidz Abdur. 2011. Muqaddimah Sistem Ekonomi Islam. (Bogor : al-Azhar press
Soule, George. 1994. Pemikiran Para Pakar Ekonomi Terkemuka: Dari Aristoteles sampai Keynes. Yogyakarta: Kanisius
Sovie, Niam. 1995. Sistem Ekonomi Indonesia, Jakarta: Universitas terbuka
Sudarsono, Heri. 2004. Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar. Yogyakarta: Ekonisia
Sukarno, Fahrudin. 2011. Etika Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Bogor: al-Azhar Press
Uha, Ismail Nawawi. 2013. Isu-isu Ekonomi Islam. Jakarta: VIV Press Jakarta


https://ekonomsyariah.wordpress.com/2011/11/20/161/. 15-5-2017.22:22
 


[1] https://ekonomsyariah.wordpress.com/2011/11/20/161/. 15-5-2017.22:22
[2] ibid
[3] Fahrudin sukarno, Etika Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam, (Bogor : al-Azhar Press 2011) hlm.29
[4] Niam Sovie, Sistem Ekonomi Indonesia, (Jakarta: Universitas terbuka, 1995)  hlm.34
[5] Ismail Nawawi, Filsafat Ekonomi Islam, (Jakarta: CV. Dwiputra Pustaka Jaya, 2012) hlm.251
[6] Gregory Grossman,   Sistem-sistem ekonomi,  (Jakarta: PT Bumi Aksara,  2004) hlm.66
[7] Fahrudin sukarno, loc.cit
[8] Hafidz Abdur Rahman, Muqaddimah Sistem Ekonomi Islam, (Bogor : al-Azhar press 2011) cet. Ke I, hlm.13
[9] Hafidz Abdurrahman, op.cit.,  hlm.14
[10] Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004) hlm.92
[11] George Soule, Pemikiran Para Pakar Ekonomi Terkemuka: Dari Aristoteles sampai Keynes, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), hlm. 52
[12] Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997), hlm.46
[13] Ismail Nawawi Uha, Isu-isu Ekonomi Islam, (Jakarta:VIV Press Jakarta, 2013)  hlm.506
[14] Afzalur Rahman, Economic Doctrine of Islam, Alih Bahasa, Soeroyo dan Nastangin, Doktrin Ekonomi Islam, jilid I, (Yogyakarta: Pt. Dana Bakti Wakaf, 1995), hlm.2


Komentar